Rabu, 08 Maret 2017

Khazanah pitutur sesepuh giliyang tentang lanon

KHAZANAH PITUTUR SESEPUH GILI
LANON...
Taukan anda, Apa itu Lanon...
Emmm...di lihat dari namanya, pembaca pasti dapat menebak, ‘’manusia berkulit hitaam, persis arang...’’
Sippp, Cerdass...
Tapi siapa yaa.. mereka sebanarnya ? dari mana dan mau apaa ?.. Pasti ude pada penasaran bukan!!!
Kalau sahabat-sahabat pitutur bertanya kepada sesepuh Gili, ‘’Lanon Nika Pasera To’ atau Jhu’?? Jawaban yang sering kita denger biasanya seperti ini’’ LANON Jerea Kole’na Celleng ben Ngakan Oreng Cong’’ (Lonon itu berkulit hitam, pemangsa manusia nak)…
Waww…benar-benar serem bin  menakutkan sahabat..
Mau tahu gambaran selengkapnya, berikut ulasannya…
Menurut penuturan Abdu (Ma’na Mahrumo) berdasarkan sumber yang ia terima dari Daeng Maulana Ishaq- Kedes ke-tiga Bancamara (1947-1953)-menyatakan, bahwa Lanon itu datangnya dari arah utara Gili Iyang. Dengan Navigasi perahu unik berlayar lima... Konon katanya, tiap perahu berisi lima orang dengan persenjataan lengkap. Lanon itu tidak hanya pandai memainkan bedil lhoo, ternyata ia juga kebal senjata tajam sehingga sukar untuk ditaklukkan.
Di daerah Bima dan sumbawa di sekitar laut flores mereka dikenal sebagai orang-orang tobelo. Mappajarungi Manan dalam, ‘’Karaeng Galesong Sang Penakluk Mataram’’, mencatat  bahwa, sejak zaman kesultanan Goa-Tallo di Nusantara Timur, memang ramai orang tobelo yang mengincar penduduk di pantai dan kapal-kapal dagang serta kapal yang berlayar, mereka merampok dan menenggelamkan kapal tanpa ampun. Orang-orang todelo itu tubuhnya hitam serta biasanya hanya mengenakan cawat. Emmm mungkin seperti tuyul dan ba’lul di film-film itu sahabat hehehehehe.
Terus, terus gimana...
Kapal mereka besar dan dilengkapi meriam-meriam. Mereka bersenjata tombak dan senapan, dan merampok apa saja yang bisa meghasilkan uang. Mereka merampas harta benda, ternak membakar rumah penduduk, bahkan memperkosa perempuan-perempaunnya.Tidak hanya harta benda, tetapi mereka juga menculik lelaki-lelaki muda dan kekar untuk dijual sebagai budak di Asia Selatan Seperti kerajaan Campa dan Melayu.
Weleh-weleh, benar-benar kejam ya sahabat...
Kalau di Madura, mereka dibarter (epaorop penaan) di pesisir Batu Putih...Kok Batu Putih...ada yach di sana..masih ingat kan!!!
Di Batu Batih pada zaman dahu pernah terdapat kerajan besar  lho di sana (konon katanya sich Arya Wira Raja) tinggal di sana. So...Tidak heran kalau Lanon pergi kesana untuk membarter manusia yang ia culik dari penduduk di kepulauan Madura. Alasannya karena disanalah tempat berkumpulnya manusia, gitu sahabattt pitutur.
Namun bagi mereka yang tidak beruntung, akan dipenggal untuk dijadikan hidangan makanan Lanonnn....wahhh benar-benar kejam bin biadab si Lanon itu.
Untungnya, di Gili Iyang saat itu banyak para ulama’ yang gigih berjuang membela kebenaran... Kyai Abdul Hamid Sora Laksana panggung (cicit Daneg Kraeng Masalle), Kyai Konyong dusun Baneteng, Kyai Sujana (Ramang) Malengen, Dato’ Lianti (Katapang-Banra’as) serta ulama’-ulama’ lain di Gili Iyang.
Berkat jasa dan perjuangan merekalah, masyarakat Gili Iyang bisa selamat dari tindakan kebiadaban Lanon. Andaikan tidak ada ulama’ emmmm.... kita tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada masyarakat Gili Iyang waktu itu.
So... JAS MERAh

4 komentar:

KHAZANAH PITUTUR SESPUH GILIY SEJARAH PERJUANGAN MASYARAKAT GILI IYANG PADA MASA PENJAJAHAN HINDIA BELANDA. Apa kabar Sahabat Pitutur Bai...